Minggu, 17 Mei 2015

gunung budeg Tulungagung






Gunung Budeg yang berada di Campur Darat, Kab. Tulungagung ini ternyata memiliki kisah yang cukup unik untuk diketahui dan diresapi kisahnya, menurut nenek saya yang asli Tulungagung ada seorang Jaka bernama Joko Budeg yang keturunan orang biasa dan Roro Kembangsore dari keluarga ningrat, tentu saja Roro Kembangsore tidak akan menoleh kepada Joko Budeg karena dianggap tidak pantas untuk menjadi pasangannya
Namun sebagai seorang lelaku Joko Budeg tidak pantang menyerah untuk mendapatkan Roro Kembangsore, segala macam cara telah dia lakukan untuk mendapatkannya.
Karena usaha Joko Budeg yang begitu keras, hati Roro Kembangsore yang awalnya keras seperti batu menolak Joko Budeg akhirnya melunak dan merespon semua yang dilakukan Joko Budeg sampai pada akhirnya Roro Kembangsore mau menerima lamaran Joko Budeg dengan syarat Joko Budeg harus bertapa di suatu bukit menghadap laut kidul selama 40 hari 40 malam beralaskan batu dan memakai cikrak (alat untuk membuang sampah) dikepala, Joko Budeg dengan senang hati menerima persyaratan ini.
Setelah waktu berlalu sesuai dengan perjanjian, Roro Kembangsore yang mulai tumbuh rasa cinta kepada Joko Budeg sudah mengharapkan kedatangannya, namun ketika ditunggu selama 1 hari 1 malam Joko Budeg tak kunjung datang, karena rasa penasaran yang begitu tinggi, Roro Kembangsore menyusul ke tempat dimana Joko Budeg bertapa.
Sesampainya disana Roro Kembangsore menemukan Joko Budeg masih sibuk bertapa, karena kasian melihat kondisi saat itu, Roro Kembangsore langsung mencoba membangunkan sambil berkata “ditangekke kok mung jegideg wae koyok watu” yang artinya “dibangunkan kok diam saja seperti batu” seketika itu keajaiban terjadi, tubuh Joko Budeg yang sedang bertapa berubah menjadi batu. Saat ini tempat bertapa Joko Budeg dikenal dengan nama Gunung Budeg.
Dengan rasa penyesalan yang begitu tinggi, Roro Kembangsore kembali ke kediamannya dan bersumpah tidak akan menikah dengan lelaki manapun selain Joko Budeg, Roro Kembangsore lalu bertapa disuatu bukit sampai meninggal dan dikuburkan juga disana, tempat meninggalnya Roro Kembangsore saat ini dikenal sebagai Gunung Bolo Kec. Kauman Kab. Tulungagung.
Karena mendengar kisah yang cukup menarik itu, saya memutuskan untuk mendaki Gunung Budeg dan mencoba menemukan arca Joko Budeg yang konon katanya masih ada disana, namun sesampainya dipuncak saya tidak menemukannya, mungkin dilain waktu dan kondisi cuaca yang sedikit baik bisa membantuku untuk menemuinya.
Terima kasih kepada dulur Fotografi Tulungagung yang sudah bersedia menjadi guide selama perjalanan pendakian Gunung Budeg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar