Minggu, 17 Mei 2015

wisata gunung bromo

Wisata Gunung Bromo

Objek Wisata Gunung Bromo Jawa Timur

Gunung Bromo adalah objek wisata provinsi jawa timur yang sangat popular, bukan sekedar dijadikan objek wisata domestik tapi juga menjadi objek wisata internasional. Setiap minggu banyak sekali wisatawan dari dalam negeri maupun wisatawan asing yang berkunjung dan menyaksikan indahnya pemandangan tempat wisata Gunung Bromo. Puncak kunjungan terbanyak ke objek wisata gunung bromo sekitar akhir tahun sampai tahun baru, dan tak kalah banyaknya pada saat liburan panjang setelah hari raya.

Tempat-tempat menarik di wilayah wisata Gunung Bromo

Ada beberapa tempat yang sering dikunjungi  di wilayah objek wisata Gunung Bromo yang menyajikan pemandangan yang indah dan sayang untuk anda lewatkan bila berkunjung ke Gunung Bromo. Berikut lokasi yang sering dikunjungi wisatawan bila berkunjung ke Gunung Bromo:
  1. Penanjakan
  2. Kawah Gunung Bromo
  3. Gua Widodaren
  4. Bukit Teletubbies dan Savana
  5. Pasir Berbisik

Penanjakan

Gunung Bromo, Batok dan Semeru di lihat dari Penanjakan
Objek wisata Gunung Bromo yang biasanya dikunjungi para wisatawan adalah penanjakan, karena bukan hanya menyajikan pemandangan yang sangat fantastik, tapi juga penanjakan adalah tempat paling tepat untuk melihat matahari terbit karena lokasinya yang paling tinggi.
Untuk menyaksikan matahari terbit di penanjakan, anda harus menyewa mobil jeep hardtop yang harganya antara 300 sampai 400 ribu rupiah, tapi bisa patungan untuk 6 sampai 7 orang. Anda harus bangun jam 3 pagi untuk persiapan berangkat, lalu naik jeep hardtop kepenanjakan melewati padang pasir yang masih gelap, tapi dengan sopir jeep yang sudah handal anda tidak perlu kuatir. Hal yang harus anda perhatikan adalah persiapkan baju yang tebal kerena suhunya sangat dingin sekali, kadang bisa sampai dibawah 5 derajat celcius.

Sunrise di Penanjakan


Sunset di Penanjakan

Kawah Gunung Bromo

Biasanya setelah menyaksikan matahari terbit di penanjakan, anda akan dibawa ke kawah Gunung Bromo, anda bisa berjalan dari tempat pemberhentian mobil jeep hardtop ke kawah Gunung Bromo atau anda bisa naik kuda sampai tangga Gunung bromo, lalu menaiki tangga yang berjumlah 250 anak tangga. Kadang anda harus menahan nafas karena bau khas belerang sangat menyengat hidung, tapi perjuangan anda menaiki Gunung Bromo akan terobati setelah sampai di puncak karena akan menyaksikan pemandangan yang luar biasa.

Mendaki menuju kawah Gunung Bromo
Penjual Bunga Edelweis dan bunga kering di sekitar Gunung Bromo

 Gua Widodaren

Gua widodaren adalah objek wisata gunung bromo yang kebanyakan dikunjungi wisatawan lokal, ataupun penduduk sekitar dalam rangka upacara ritual dan memberi persembahan. Letak gua widodaren berada di sebelah barat gunung batok, dan harus jalan kaki yang menanjak untuk mencapai gua. Ciri khas gua Widodaren terdapat dua gua yang terpisah, dan mempunyai sumber air yang diyakini oleh penduduk sekitar bisa mengobati berbagai penyakit dan biasanya terdapat banyak sesajian (terutama pada hari kasada).
Penduduk lokal sedang melakukan ritual di gua widodaren

Bukit Teletubbies

Dinamakan bukit teletubbies karena terdapat bukit-bukit yang menyerupai bukit pada "serial tv teletubbies", bukit teletubbies terletak di wilayah barat daya Gunung Bromo, dan untuk mencapai sana anda bisa menyewa jeep hardtop.
Bukit Teletubbies mirip serial tv teletubbies

Jeep hardtop di wilayah bukit teletubbies

Akses masuk jalur objek wisata Gunung Bromo

Akses jalur masuk ke wilayah objek wisata gunung bromo bisa melalui 2 jalur, yaitu; lewat jalur masuk Kabupaten Probolinggo, tepatnya wilayah Cemoro Lawanng-Ngdisari kecamatan Sukapura, atau bisa melalui Jalur masuk Pasuruan, wilyah Wonokitri kecamatan Tosari.

kawah ijen banyuwangi

Tinjauan

Kawah Ijen: Menyaksikan Api Biru dan Penambang Belerang Tradisional
Inilah salah satu pesona keindahan alam Indonesia yang luar biasa dan telah memukau banyak wisatawan dari berbagai negara. Di sinilah dapat Anda lihat danau kawah luas yang menakjubkan bersama api berwarna biru dari belerangnya saat malam hari. Selain menjadi tujuan wisata naik gunung, Kawah ijen juga merupakan tempat penambangan belerang tradisional yang hilir-mudik di arena bekas letusan
Tampilkan Lebih

Lihat dalam Peta

Akomodasi

Kawah Ijen: Menyaksikan Api Biru dan Penambang Belerang Tradisional
Apabila Anda khusus datang untuk manaiki kawah pagi-pagi sekali maka penginapan di Paltuding tersedia 2 wisma milik Departemen Kehutanan yang dapat disewa untuk umum mulai dari harga Rp100.000,00 hingga Rp300.000,00 per malamnya. Perbedaan di antara keduanya hanyalah ada dan tidaknya kamar mandi di dalam kamar. Paltuding merupakan camping ground sehingga pengunjung diizinkan mendirikan tenda. Ja
Tampilkan Lebih

Tips

  • Untuk menuju bawah Kawah Ijen demi melihat api biru maka wajib menyewa seorang pemandu setempat yang berpengalaman. Mereka hapal pijakan batu yang aman dan waktu serta lokasi terbaik untuk foto.
  • Selain peralatan treking yang ringan dan bekal air minum, jangan lupa membawa sapu tangan basah atau masker penutup hidung yang sangat diperlukan di sini karena seringkali arah angin membawa asap m
Tampilkan Lebih

Transportasi

Anda dapat mencapai Kawah Ijen melalui dua alternatif rute berikut ini.

Kawah Ijen: Menyaksikan Api Biru dan Penambang Belerang Tradisional
Pertama, rute dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak 15 km yang dapat dilewati dengan kendaraan bermotor roda dua atau empat selama sekitar 30 menit. Rute ini lebih sulit dilalui karena kondisi jalan yang rusak. Biasanya digunakan oleh para pendaki untuk rute pendakian Gunung Ijen. Rute ditempuh dari Banyuwangi lalu menuj

pariwisata jawa timur gunung B29

Wisata Puncak B29 Argosari Lumajang. Siapa yang tidak kenal dengan Gunung Bromo dengan keindahan alam yang begitu banyak menyimpan kekayaan alam wisata. Wisata Puncak B29 merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dimana gunung bromo bisa di lihat dari arah timur dari arah lumajang, dan di katakan dengan posona wisata di atas awan. Wisata Bromo yang terkenal dengan keeksotikan sunrise dan keindahan alam lainnya sangat memukau dan bisa menjadikan daya tarik para wisata untuk berkunjung ke bromo. Pesona keindahan alam wisata gunung bromo merupakan satu-satunya tujuan utama untuk merefres kejenuhan saat liburan.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, merupakan salah satu taman nasional yang berada di provinsi Jawa Timur, dimana TNBTS ini memiliki luas wilayah 50.276,3 ha yang berada di wilayah administratif Kabupaten Lumajang, Pasuruan, Probolinggo dan Malang. Salah satu destinasi wisata yang menarik karena wisatawan bisa melihat keindahan gunung Semeru dan Bromo, dimana Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di pulau Jawa. Dari Semeru ini kita bisa menikmati keindahan Alam Pananjakan dan air terjun Madakaripura, konon tempat moksa patih Gajah Mada. Dan untuk sekarang ini ada satu lagi tempat wisata yang menjadi ikon wisata setelah Gunung Semeru dan Ranu Kumbolo, yaituPuncak B-29.

Wisata Puncak B29 Argosari Lumajang

Tahu kah anda? Puncak B29 adalah sebuah bukit dengan ketinggian 2900 Mdpl. Puncak B29 masih bagian TN Bromo Tengger Semeru, terletak di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Dengan ketinggian 2900 meter di atas permukaan laut puncak B29 lebih tinggi dari gunung Bromo yang mempunyai ketinggian 2.392 Mdpl. Terletak di sisi tenggara gunung Bromo, pemandangan yang indah akan segera dirasakan sesampainya di sana. Kalau anda sudah sampai di puncak, anda bisa merasakan dan melihat panorama alam bagaikan bukit ataupun tebing surga nya Kabupaten Lumajang, karena Kabupaten Lumajang bagaikan “serpihan surga” yang di turunkan ke bumi oleh Tuhan.
Jika anda ingin pergi ke sini, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi karena tak ada angkutan umum ke sana. Dari Kota Lumajang Anda bisa langsung menuju ke Kecamatan Senduro, setelah itu langsung ke Desa Argosari di pekirakan ditempuh dengan jarak 40 km. Pastikan kendaraan yang dipakai dalam kondisi prima, karena sepanjang jalan akan menemui jalan terjal dan agak rusak. Sangat tak disarankan membawa sepeda motor matic karena sangat riskan sekali dengan jalanan yang menanjak. Lebih baik pakai sepeda motor bebek atau sepeda motor yang kuat untuk medan-medan yang terjal.
Di desa Argosari anda bisa menitipkan kendaraan di rumah penduduk yang menyediakan lahan parkir, di sana anda akan disambut senyuman ramah penduduk desa yang sebagian besar merupakan suku Tengger. Dimana Suku Tengger merupakan sub suku jawa. Orang- orang Tengger yang diyakini sebagai keturunan asli Majapahit ini mayoritas menganut agama Hindu. Kata “Tengger” berasal dari Legenda Roro Anteng dan Joko Seger. baca disini untuk Legenda Gunung Bromo Tengger.
Walaupun menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari, suku ini memiliki dialek turunan bahasa Kawi dan mempertahankan kalimat-kalimat kuno yang tidak lagi digunakan dalam bahasa Jawa modern. Mata pencaharian mereka antara lain petani sayur kembang kol, bawang prei, dan kentang.
Di lanjutkan perjalanan anda kira-kira 15 menit menuju puncak. Sesampainya di puncak B29, keindahan dari 2 sisi, yakni Timur VS Barat yang mana bila anda melihat ke arah timur bisa terlihat Kabupaten Lumajang secara keseluruhan, dan juga sekaligus bisa menikmati Mata gunung Bromo dan Batok menjadi bonus pembayar lelah. Anda juga akan disuguhi pemandangan indah berada di atas awan. Tidak salah jika pemerintah Kabupaten Lumajang memberi nama Puncak B-29negeri di atas awan. Hamparan luas ladang sayuran dengan karakteristik pegunungan seolah bisa dijangkau tangan. Hawa dingin melengkapi pesona ini. Karenanya, jangan tinggalkan jaket Anda di rumah karena suhu di daerah sini lebih dingin dibanding daerah lain.

gunung budeg Tulungagung






Gunung Budeg yang berada di Campur Darat, Kab. Tulungagung ini ternyata memiliki kisah yang cukup unik untuk diketahui dan diresapi kisahnya, menurut nenek saya yang asli Tulungagung ada seorang Jaka bernama Joko Budeg yang keturunan orang biasa dan Roro Kembangsore dari keluarga ningrat, tentu saja Roro Kembangsore tidak akan menoleh kepada Joko Budeg karena dianggap tidak pantas untuk menjadi pasangannya
Namun sebagai seorang lelaku Joko Budeg tidak pantang menyerah untuk mendapatkan Roro Kembangsore, segala macam cara telah dia lakukan untuk mendapatkannya.
Karena usaha Joko Budeg yang begitu keras, hati Roro Kembangsore yang awalnya keras seperti batu menolak Joko Budeg akhirnya melunak dan merespon semua yang dilakukan Joko Budeg sampai pada akhirnya Roro Kembangsore mau menerima lamaran Joko Budeg dengan syarat Joko Budeg harus bertapa di suatu bukit menghadap laut kidul selama 40 hari 40 malam beralaskan batu dan memakai cikrak (alat untuk membuang sampah) dikepala, Joko Budeg dengan senang hati menerima persyaratan ini.
Setelah waktu berlalu sesuai dengan perjanjian, Roro Kembangsore yang mulai tumbuh rasa cinta kepada Joko Budeg sudah mengharapkan kedatangannya, namun ketika ditunggu selama 1 hari 1 malam Joko Budeg tak kunjung datang, karena rasa penasaran yang begitu tinggi, Roro Kembangsore menyusul ke tempat dimana Joko Budeg bertapa.
Sesampainya disana Roro Kembangsore menemukan Joko Budeg masih sibuk bertapa, karena kasian melihat kondisi saat itu, Roro Kembangsore langsung mencoba membangunkan sambil berkata “ditangekke kok mung jegideg wae koyok watu” yang artinya “dibangunkan kok diam saja seperti batu” seketika itu keajaiban terjadi, tubuh Joko Budeg yang sedang bertapa berubah menjadi batu. Saat ini tempat bertapa Joko Budeg dikenal dengan nama Gunung Budeg.
Dengan rasa penyesalan yang begitu tinggi, Roro Kembangsore kembali ke kediamannya dan bersumpah tidak akan menikah dengan lelaki manapun selain Joko Budeg, Roro Kembangsore lalu bertapa disuatu bukit sampai meninggal dan dikuburkan juga disana, tempat meninggalnya Roro Kembangsore saat ini dikenal sebagai Gunung Bolo Kec. Kauman Kab. Tulungagung.
Karena mendengar kisah yang cukup menarik itu, saya memutuskan untuk mendaki Gunung Budeg dan mencoba menemukan arca Joko Budeg yang konon katanya masih ada disana, namun sesampainya dipuncak saya tidak menemukannya, mungkin dilain waktu dan kondisi cuaca yang sedikit baik bisa membantuku untuk menemuinya.
Terima kasih kepada dulur Fotografi Tulungagung yang sudah bersedia menjadi guide selama perjalanan pendakian Gunung Budeg.